JAKARTA, RESENSINEWS.ID – Ketua DPR RI Puan Maharani mengucapkan selamat hari Kartini bagi seluruh perempuan di tanah air.
Memperingati hari Kartini yang jatuh tepat pada hari ini, Puan pun berharap makin banyak perempuan saat ini yang meneruskan perjuangan Ibu Kartini.
Jika dulu Ibu Kartini memperjuangkan akses pendidikan yang setara bagi para perempuan, maka para kartini masa kini harus berjuang dengan lebih baik lagi.
“Dengan akses pendidikan yang saat ini sudah setara, maka kartini masa kini tak lagi hanya terbatas menjadi ibu rumah tangga, tapi juga bisa membangun karir menduduki posisi-posisi strategis,” kata Puan.
Ini misalnya bisa dilihat dari jumlah perempuan yang mengisi kursi DPR RI. Representasi perempuan di Senayan terus meningkat dari waktu ke waktu.
Jumlah Anggota DPR RI perempuan di periode 2019-2024 mencapai 118 orang, atau mencapai 20,5 persen dari
total 575 anggota terpilih.
Jumlah itu meningkat dibandingkan periode 2014-2019 lalu, dimana jumlah anggota DPR perempuan yang duduk di Senayan hanya 97 orang.
“Dengan makin banyaknya perempuan yang duduk di posisi strategis seperti di DPR, maka kebijakan yang diambil juga bisa lebih berpihak pada kaum perempuan,” kata Puan, perempuan pertama yang menjabat sebagai Ketua DPR RI.
Namun tentunya meneruskan perjuangan Kartini bagi perempuan tak hanya bisa dilakukan lewat jalur politik. Puan menegaskan, seluruh perempuan di Indonesia bisa menjalani peran di bidangnya masing-masing untuk meneruskan perjuangan Ibu Kartini.
Kuncinya, setiap perempuan harus konsisten dan berupaya untuk terus berkontribusi bagi negeri.
“Jangan pernah menyerah jika kamu masih ingin mencoba. Jangan biarkan penyesalan datang karena kamu selangkah lagi untuk menang,” kata Puan mengutip salah satu tulisan RA Kartini.
Sosok Sarinah
Bertepatan dengan hari Kartini ini, Puan pun turut mengenang Sarinah, sosok perempuan yang telah menginspirasi Bung Karno.
Sarinah adalah pengasuh Soekarno saat kecil. Menurut Puan, Sarinah sangat berperan dalam perjalanan hidup Soekarno itu hingga akhirnya kakeknya itu tumbuh menjadi seorang pemimpin besar yang memproklamirkan kemerdekaan RI.
“Dari Sarinah, Soekarno belajar banyak hal. Khususnya mengenai cinta. Cinta kepada rakyat kecil,” kata Puan.
Puan menceritakan, kakeknya itu mengenal Sarinah sejak umur 6 tahun. Saat itu Soekarno kecil baru pindah dari Surabaya ke Mojokerto bersama orangtuanya.
Di sana lah, orangtua Soekarno bertemu Sarinah, seorang gadis yang kemudian menjadi asisten keluarga mereka. Namun, Sarinah bukan pelayan dalam pengertian barat, melainkan sudah dianggap seperti keluarga.
Soekarno pun akhirnya menjadi sangat dekat dengan sosok Sarinah. Jika Sarinah sedang memasak di dapur, Soekarno akan duduk di sebelahnya untuk menemani.
Saat itu lah Sarinah memberi banyak pesan dan petuah yang kemudian menjadi pelajaran berharga bagi perjalanan hidup Soekarno.
Melalui bukunya yang berjudul “Sarinah, Kewajiban Wanita dalam Perjuangan Republik Indonesia,” Soekarno menjelaskan arti Sarinah bagi dirinya.
“Pengasuh saya bernama Sarinah, ia “mbok” saya. Ia membantu ibu saya, dan dari dia saya menerima banyak rasa cinta dan rasa kasih. Dari dia saya banyak mendapatkan pelajaran mencintai “orang kecil”. Dia sendiri pun “orang kecil”, tetapi budinya selalu besar,” tulis Soekarno.
Belakangan, Soekarno pun mengabadikan nama Sarinah ke gedung pencakar langit pertama di Indonesia, yang kini dikenal dengan nama Mal Sarinah. (jn*)
Discussion about this post