“Posisinya saat ini seperti kita sedang berdiri di tengah-tengah lapangan,” jelasnya.
Menurut Koordinator Pusat BEM SI dan Ketua BEM UNS ini, semua orang bisa melihat, bisa mengetahui, bisa mengenal diri kita. Setiap aktifitas-aktifitas kita, tindakan-tindakan kita di sosial media akan meninggalkan jejak digital. Kadang tanpa sadar, kita sebagai pengguna internet meninggalkan jejak digital di luar kesadaran kita.
“Harapannya ada proteksi-proteksi dan perlindungan-perlindungan untuk memproteksi diri sendiri karena jejak digital dapat menjadi dua sisi mata pisau, memperkuat potensi dan merugikan diri sendiri,” ungkapnya.
Kemudian pemateri terakhir, Bapak Ghazy Alauddin Muhammad sebagai Santri Talents Mapping. Beliau menilai bahwa jejak digital merupakan rekam jejak data seseorang saat orang tersebut menggunakan internet.
Discussion about this post