Tantangan ke depan masih sangat berat dan angka tujuh persen itu percuma kita debatkan.
Oleh Iman Sugema
Minggu lalu Badan Pusat Statistik (BPS) merilis angka pertumbuhan ekonomi nasional untuk kuartal kedua yang mencapai 7,07 persen. Tentu kalau Anda ingin mendalami apa saja komponen pertumbuhan ekonomi, lihat saja keterangan pers dari kepala BPS dan berbagai publikasi lembaga riset.
Bukan hal tersebut yang ingin saya bahas. Saya hanya ingin menjelaskan keheranan yang menyelimuti otak saya mengapa selalu ada dua pihak yang berseberangan mengenai angka itu. Yang satu nyinyir dan seperti kebakaran jenggot, sedang yang lainnya berselebrasi. Padahal, angka itu hambar-hambar saja buat saya. Mengapa yang hambar ini kalian ributkan sih?
Jadinya saya ingat rangkaian peristiwa tahun lalu ketika Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) mulai diberlalukan. Pada kuartal kedua 2020, ekonomi Indonesia mengalami kontraksi (pertumbuhan negatif) sebesar 5,32 persen.
Discussion about this post