Dalam pertemuan itu, Tuan Guru Turmudzi Badarudin yang mengenakan sorban, peci, dan baju serba putih menjelaskan kembali peran pondok pesantren yang dipimpinnya dalam menyelenggarakan Munas yang sangat monumental itu.
“Munas alim ulama itu seperti mengakhiri debat panjang tentang kepemimpinan perempuan dalam Islam. Munas itu mengafirmasi keseteraan antara laki-laki dan perempuan dalam Islam, juga mengakui kelebihan-kelebihan tertentu pada diri perempuan saat menjadi pemimpin,’’ jelas Tuan Guru Turmudzi.
Tuan Guru Turmudzi yang pernah melanjutkan pendidikan agamanya di Masjidil Haram, Mekah, Arab Saudi selama enam tahun merupakan salah satu alim ulama yang paling mendukung keputusan Munas tersebut.
“Saya datang ke Lombok ini juga ingin menggali lebih jauh lagi tentang fatwa dibolehkannya perempuan menjadi presiden di negeri kita,’’ timpal Puan.
Discussion about this post