Dalam rilis media yang diterima, dijelaskan seperti diketahui ibu Inggit berperan dalam masa perjuangan pendirian Republik Indonesia bukan sekedar sebagai pendamping Bung Karno yang kemudian menjadi presiden pertama RI.
“Lebih dari itu beliau merupakan penyokong sebagian finansial gerakan kemerdekaan lndonesia melalui usaha penjualan bedak dinginnya yang populer di zamannya,” ungkap rilisnya DPP Pergerakan Sarinah, Minggu (21/4/2024).
Kemandirian ekonominya sebagai perempuan memudahkannya menegaskan peran secara setara, mempraktekkan emansipasi yang sering dinyatakan dalam tulisan Kartini. Baik itu emansipasi sebagai perempuan maupun sebagai warga biasa yang bukan dari keturunan ningrat.
Sekjen DPP Pergerakan Sarinah, Adhi Ayoe Yanthy dalam pengantar ziarah ke makan Inggit Ganarsih menyatakan Inggit adalah praktek dari apa yg dinyatakan Kartini : Tahukah engkau semboyanku? Aku mau! Dua patah kata yang ringkas itu sudah beberapa kali mendukung dan membawa aku melintasi gunung keberatan dan kesusahan. Kata ‘Aku tidak dapat!’ melenyapkan rasa berani. Kalimat ‘Aku mau!’ membuat kita mudah mendaki puncak gunung.
Discussion about this post