Universitas Alma Ata, mennurut Prof. Hamam, telah menerapkan pendidikan inklusif. Tidak hanya dalam hal pengakuan dan penerimaan, tetapi juga fasilitasnya. Dari mulai mars Universitas Alma Ata hingga gedungnya, menyiratkan sikap inkusif tersebut.
“Selain pengakuan dan penerimaan atas penyandang disabilitas, kami juga telah menyediakan fasilitas bagi penyandang disabilitas. Meskipun gedung kami berlantai sembila, namun sangat mudah diakses bagi mereka,” ujar ahli gizi dari Universitas Gadjah Mada tersebut.
Lebih lanjut, Prof. Hamam menjelaskan bahwa dalam pembelajaran di Alma Ata, selain menanamkan nilai-nilai akademik, juga menekankan pentingnya nilai-nilai keagamaan, kemanusiaan, dan kebangsaan.
“Implikaisnya kemudian adalah Universitas Alma Ata telah menerima mahasiswa dari berbagai provinsi di seliuruh Indonesia. Hanya satu provinsi yang belum pernah kuliah di sini. Selain itu, juga menerima mahasiswa dengan berbagai keyakinan. Tidak hanya muslim, yang nonmuslim pun tidak sedikit,” kata guru besar UGM tersebut.
Discussion about this post