Dari sisi fleksibilitas, tambahnya, perempuan dianggap sebagai sosok yang mampu mengerjakan segala hal. Menjadi terkendala dalam hal pekerjaan seperti membagi waktu di lapangan dan di rumah. “Sebagai perempuan harus pintar membagi waktu antara pekerjaan dan rumah tangga.”
Pengusaha perempuan memberikan kontribusi 9.1 persen pada Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia khususnya UMKM. Dan 43 persen UMKM formal dimiliki oleh perempuan. “Meski demikian, 53 persen dari usaha yang dimiliki oleh perempuan masih skala kecil. Tiga bidang usaha yang digeluti perempuan di Indonesia adalah kuliner, fesyen dan kriya. Sebanyak 41,69 persen adalah kuliner, 18,15 persen fesyen, dan 15,70 persen kriya.”
Margaret pun memaparkan bahwa ketimpangan dunia usaha yang dialami para perempuan umumnya disebabkan oleh dua faktor, yaitu diri sendiri dan faktor luar. Perempuan sering melibatkan perasaan dalam bekerja dan berusaha seperti memberikan keputusan maupun solusi. “Tantangan dari luar misalnya adalah peraturan manajemen. Ada perbedaan gaji sebesar 30 persen antara pekerja perempuan dan pekerja pria yang masih terjadi di Indonesia.”
Discussion about this post