Jika kedua permasalahan ini terus berkembang di kalangan mahasiswa, penanaman nilai moral dan etika bisa menjadi sekadar retorika belaka, terancam terbantahkan oleh nilai-nilai subjektif yang mungkin merajalela di antara mahasiswanya. Kedua fenomena ini, yakni titip absen dan penilaian subjektif, dapat menjadi benih dari perilaku kolusi dan nepotisme di masa depan.
Titip absen tidak hanya sekadar tindakan kecurangan individual, akan tetapi perilaku tersebut dapat dikategorikan sebagai bentuk kolusi. Kolusi terjadi karena adanya kerjasama yang terjadi secara diam-diam antara pihak yang menitipkan absen dan pihak yang menerima untuk menandai kehadiran tanpa kehadiran sebenarnya. Hal ini menciptakan lingkungan dimana kerjasama tidak etis dapat berkembang, merusak integritas sistem kehadiran akademis.
Discussion about this post