Sementara itu, permasalahan penilaian subjektif dari dosen dapat menjadi bibit dari perilaku nepotisme di masa depan. Nepotisme muncul ketika penilaian didasarkan pada kedekatan personal atau hubungan antara dosen dan mahasiswa. Terkadang, “anak emas” atau penilaian yang lebih baik dapat diberikan kepada mahasiswa yang memiliki hubungan pribadi yang lebih dekat dengan dosen, daripada berdasarkan kualitas akademis atau kontribusi nyata tiap-tiap mahasiswanya.
Kedua permasalahan ini membawa konsekuensi serius terhadap moral dan etika di kalangan mahasiswa. Jika kolusi dan nepotisme menjadi praktik umum, nilai-nilai moralitas dan etika akan terkikis, digantikan oleh norma-norma yang tidak sehat dan tidak adil. Ini juga dapat membentuk pola perilaku yang tidak etis di kalangan mahasiswa, yang mungkin terus berlanjut hingga kehidupan profesional mereka nantinya.
Discussion about this post