Mimpi dan cinta Amba runtuh secara bersamaan. Pernikahannya dengan Salwa pun harus ia batalkan. Sebagai perempuan, konsekuensi atas cinta ini begitu memberatkan hatinya. Entah kepada siapa ia harus meminta tanggung jawab, ketika orang yang harusnya bertanggung jawab telah hilang bagai ditelan bumi. Namun, sosok laki-laki baru hadir di dalam hidupnya bagai fajar yang menghilangkan gelap. Sosok laki-laki tersebut bernama Adalhard, ia dengan rela menjadi ayah dari anak Amba dan Bhisma. Dengan tulus, ia mencintai dan menerima Amba apa adanya.
Bersama Adalhard, Amba pergi ke Jakarta meninggalkan kampung halamannya, keluarga, Salwa, mimpinya berkuliah di UGM, dan cintanya pada Bhisma untuk memiliki kehidupan yang baru. Ia merasa malu dan bersalah telah mengecewakan semuanya. Ia pun mengecewakan dirinya sendiri karena mimpinya harus ia kubur akibat konsekuensi dari cinta. Namun pada akhirnya, Amba hanyalah seorang perempuan yang mencintai sepenuh raga dan jiwa. Cintanya pada Bhisma ia katakan berasal dari gabungan dari karnal dan spiritual. Maka seperti wicarita Mahabharata, Amba akan selalu menunggu Bhisma.*
Discussion about this post