Ada pula Upacara Menyepi yang unik, dilaksanakan setiap hari Selasa, Rabu, dan Sabtu. Pada hari-hari ini, masyarakat Kampung Naga memiliki pantangan untuk membicarakan hal-hal yang berkaitan dengan adat istiadat dan sejarah kampung.
Selain itu, upacara daur hidup seperti pernikahan, kelahiran, dan kematian juga dijalankan dengan ritual adat Sunda yang khas, seperti ngeuyeuk seureuh dan sawer dalam pernikahan, serta tradisi tujuh harian dalam kematian.
Sistem kepercayaan masyarakat Kampung Naga merupakan perpaduan harmonis antara ajaran agama Islam yang mereka anut dengan kepercayaan terhadap roh leluhur (karuhun) dan makhluk halus. Mereka meyakini adanya jurig cai (makhluk halus penjaga air/sungai) dan ririwa (makhluk halus pengganggu).
Penghormatan terhadap tempat-tempat keramat seperti hutan larangan dan makam leluhur juga sangat dijunjung tinggi. Meskipun memeluk Islam, praktik keagamaan mereka seringkali diwarnai dengan akulturasi budaya lokal, terlihat dalam pelaksanaan upacara adat yang diselaraskan dengan perayaan hari besar Islam. Konsep pamali atau pantangan juga memegang peranan penting dalam mengatur perilaku sosial dan menjaga keseimbangan dengan alam.
Discussion about this post