JK lantas menduga pertemuan itu tak hanya membahas soal berbagai program pembangunan. “Karena (pertemuan) ini di Istana membicarakan tentang urusan pembangunan wajar saja. Tapi, kalau bicara pembangunan saja mestinya Nasdem diundang. Kalau tidak, berarti ada pembicaraan politik,” kata Jusuf Kalla lanjutnya.
Atas pernyataan JK tersebut, Dedi Kurnia Syah sebagai Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO menilai wajar jika mantan Wapres Jusuf Kalla (JK) meminta Presiden Jokowi tak banyak ikut campur urusan politik jelang Pilpres 2024.
Pasalnya, JK berkapasitas sebagai tokoh bangsa sekaligus salah satu pemimpin nasional. “Sudah semestinya JK layangkan kritik karena punya kesetaraan dengan Presiden, dengan harapan Presiden mendengar dan menarik diri dari keterlibatan politik praktis,” kata Dedi, Minggu (7/5/2023) yang dilansir beberapa sumber media.
Discussion about this post