Mungkin tujuannya bukan lagi untuk menyelamatkan proyek-proyek strategis nasional ,terutama proyek Ibu Kota Negara.
Tetapi ada agenda lain yang tersembunyi. Hal ini mengingat effortnya dan resiko politiknya sangat besar.
Presiden Jokowi jauh-jauh hari sudah menolak jabatannya diperpanjang untuk ketiga kali. Tetapi entah bagaimana, seperti dilaporkan TEMPO, elit (brutus ,kata Shakespeare) di sekitar Jokowi mulai gencar melempar umpan dan menggoreng isu penundaan pemilu dan perpanjangan jabatan presiden ketiga kali. Jokowi memang berdiam diri ketika isu-isu itu bergulir.
Jeda Kekuasaan
Terbukti kini Presiden Jokowilah yang dirugikan oleh semua keonaran atau ontran-ontran ini, karena semua citra yang dibangun lewat Nawacita hancur. Presiden sebelumnya juga telah dirugikan oleh Kabinet Indonesia Maju karena semua persoalan yang dihadapi pemerintah ditangani secara akrobatik melalui kebijakan yang berubah-ubah. Sehingga setiap saat, Presiden harus mengeluarkan pernyataan berbeda dengan resiko dituduh sebagai penipu dan pembohong.
Discussion about this post