“Selain kawasan mangrove yang telah existing tersebut, pemerintah juga telah menghitung potensi area mangrove sebesar 756.183 Ha yang terdiri dari area terabrasi 4.129 Ha (0,55%), lahan terbuka 55.889 Ha (7,39%), mangrove terabrasi 8.200 Ha (1,08%), tambak 631.802 Ha (83,55%) dan tanah timbul 56.162 Ha (7,43%),” tulis siaran pers menteri lingkungan hidup tersebut.
Kepala Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, Hartono menyatakan bahwa kedatangan Menteri Iklim dan Lingkungan dari Kerajaan Norwegia menjadi bukti dukungan dari dunia Internasional bagi Indonesia untuk merehabilitasi mangrove.
“Rehabilitasi berperan besar dalam memulihkan kawasan ekosistem mangrove yang mengalami kerusakan, sehingga akan dapat menyerap dan menyimpan karbon. Oleh karena itu, ekosistem mangrove memegang peranan kunci dalam pemenuhan target NDC Indonesia,” ungkap Hartono sebgaimana ditulis pada siaran pers menteri lingkungan hidup.
Discussion about this post