Memang, dalam kancah perelektabilitasan hasil survei yang dilakukan lembaga-alembaga survei, nama Puan Maharani masih jauh dari capres-capres kaum laki-laki yang bertebaran selama ini. Elektabilitas capres-capres kaum laki-laki berada di ringking atas, sementara nama Puan Maharani masih jauh dari kaum laki-laki itu elektabilitasnya.
Akan tetapi, yang perlu diingat oleh kita semua, bahwa capres-cawapres yang elektabilitasnya tinggi sekalipun bukan satu-satunya, dengan kata lain capres yang berdasarkan hasil survei elektabilitasnya tinggi itu bukan faktor dominanan, karena yang menentukan capres-cawapres merupakan otonomi partai politik (baik berhadasarkan hasil koalisi maupun tidak) sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam mengusung capres-cawapres 20 persen itu.
Bahkan baru-baru ini PARA Syndidate mengeluarkan rilisnya (1/9/2022) dalam rilisnya dinyatakan bahwa Nama-nama capres dengan elektabilitas tinggi kembali muncul menjelang Pemilu 2024. Tapi, elektabilitas hasil survei hanya salah satu variabel dalam menentukan paket capres cawapres, selebihnya adalah otonomi partai dan hasil pemufakatan koalisi partai.
Discussion about this post