Lanjut PROJO, alih-alih tersungkur di alam disrupsi akibat revolusi industri dan pandemi, Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo justru terlihat berhasil mengelola disrupsi dan memperluas skala manfaatnya.
PROJO akan terus mendukung perluasan manfaat APBN sebagai “shock absorber” situasi kelam dunia tahun 2023, demi menjaga daya beli masyarakat dan momentum pemulihan ekonomi.
“Kami mengapresiasi anggaran Pangan (95T), Teknologi Informasi dan Komunikasi (28,4T), Pendidikan (612,2T), Perlindungan Sosial (479,1T), Kesehatan (169,1T) dan Infrastruktur (392T) yang kami anggap berimbang untuk memastikan kita siap menghadapi kesulitan ekonomi global,” urainya.
Dalam pandangan PROJO, situasi ekonomi ke depan akan lebih membaik ketimbang tahun-tahun sebelumnya yang mengalami depresi akibat Pandemi COVID-19. Pertumbuhan ekonomi yang stabil akan menopang kondisi sosial dan politik yang juga diharapkan stabil, sehingga tahun-tahun politik ke depan tidak akan terganggu karena ditopang oleh pertumbuhan ekonomi nasional yang stabil.
Discussion about this post