“Lima belas persen inilah yang menjadi peluang untuk capres alternatif.”
Menurut Toto, celah 15 persen itu menunjukkan bahwa ruang elektabilitas untuk capres alternatif begitu sempit. Belum lagi, celah tersebut juga diperebutkan oleh capres yang elektabilitasnya di bawah 10 persen – seperti Ridwan Kamil, Tri Rismaharini, Basuki Tjahaja Purnama, Agus Harimurti Yudhoyono, Mahfud MD, dan Gatot Nurmantyo.
“Jadi jika ada partai-partai yang berkoalisi mampu menembus presidential threshold dan mengajukan nama tertentu sebagai capres alternatif, maka akan terbentur situasi yang realistis: celah secara statistik sangat kecil, cuma 15 persen. Ini akan sangat sulit untuk menaikkan elektabilitas, dan kalau nekat, ini ibarat menyalah hukum alam,” pungkas Toto. “Tapi mengenai alternatif itu, saat ini rasanya lebih realitis ada cawapres alternatif daripada capres alternatif.”
Discussion about this post