Menurut Ari, rekam jejak tokoh seperti Sri Mulyani, Mahfud MD, Jimly Asshiddiqie, atau Rizal Ramli cukup layak kita promosikan dan ditawarkan ke partai untuk dipertimbangkan menjadi capres/cawapres alternatif.
Berangkat dari itu, maka terbuka peluang untuk mencari capres alternatif, baik dari kader partai maupun nonpartai.
Namun, Ari mencatat bahwa peluang ini bergantung pada arah pergerakan politik menuju Pemilu 2024: linear atau nonlinear.
“Kalau linear, politik akan berjalan sesuai diagnosa lembaga survei yang menempatkan capres/cawapres unggulan. Sementara itu, kalau nonlinear, bisa terjadi perubahan arah politik dari hasil pemufakatan partai-partai, bisa saja memunculkan capres-cawapres alternatif, untuk memastikan paket ini bisa menjawab kebutuhan negara, tantangan zaman, dan sebagainya,” jelasnya.
Discussion about this post